Di tengah memburuknnya perokonomian dunia, yang di mulai dari krisis keuangan yang melanda Yunani dan juga merembet ke negara tetangga, kabar baik justru datang dati Indonesia.
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia
(FEUI) Rizal Edi Halim, mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan
II 2012 yang mencapai 6,4 persen Indonesia muncul sebagai motor ekonomi
ASEAN.
"Pertumbuhan ini tentu membawa optimisme akan wajah baru Indonesia ke depan," kata Rizal di Depok, Jumat. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2012 mencapai 6,4 persen. Angka tersebut naik dibandingkan dengan triwulan yang sama 2011 sebesar 6,3 persen.
Ia mengatakan, pencapaian pertumbuhan 6,4 persen yang disampaikan BPS memberi arti yang penting bagi peran Indonesia dalam pertumbuhan global dewasa ini, di tengah ketidakpastian eropa dan perlambatan global di beberapa Negara besar.
"Wajah baru Indonesia semakin mengemuka di kancah dunia," ujarnya.
Menurut dia Indonesia sudah semakin diperhitungkan sebagai Negara yang mampu bertumbuh positif di tengah tekanan perlambatan global. Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tahunan.
Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi katanya yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,1 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,9 persen, dan sektor konstruksi 7,3 persen.
Hal ini lanjutnya mengindikasikan semakin berdenyutnya sektor-sektor non primer (sekunder dan tersier) yang juga mengandung arti adanya peningkatan produksi bernilai tambah.
Data struktur Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan kedua 2012 didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi mencapai 23,5 persen, sektor pertanian senilai 14,8 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 13,8 persen.
Menurut dia dengan PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2012 yang mencapai Rp2.050,1 triliun, Indonesia kini muncul sebagai motor ekonomi di ASEAN ditengah perlambatan global baik krisis berkepanjangan di Eropa, perlambatan China, India, Korea Selatan.
Lebih lanjut ia mengatakan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II/2012 melambat menuju level 7,6 persen atau terendah dalam tiga tahun terakhir. India diprediksi hanya tumbuh sekitar 6 persen atau jauh di bawah pertumbuhan dalam beberapa tahun ini yang mencapai hampir 10 persen.
Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mencatatkan pertumbuhan terendah dalam tiga tahun terakhir. PDB riil Korea Selatan tercatat naik sebesar 0,4 persen dibanding kuartal sebelumnya atau 2,4 persen dibanding tahun sebelumnya di kuartal kedua tahun ini.
Begitu juga di Thailand, bank sentral Thailand memangkas prediksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini menjadi 5,7 persen dari 6 persen sehari sebelumnya.
Bank Dunia memproyeksikan perlambatan ekonomi global tahun ini di bawah tekanan krisis utang Eropa dan perlambatan ekonomi Negara-negara yang diharapkan sebagai penopang pertumbuhan global seperti cina dan India.
Ia menjelaskan selain itu Ekonomi global tahun ini akan berkembang pada tingkat 2,5 persen, sedangkan pertumbuhan di negara berkembang akan melambat menjadi 5,4 persen. (tp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar