Ini adalah rutinitas global yang menjadi salah satu ciri Indonesia menjelang hari raya. Dimana sebagian warga kota besar yang pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri di kampung halamannya. Arus mudik lebaran diawali pada Sabtu dan Minggu
(12/8/2012, dan diprediksi akan mencapai puncak pada H-3 atau Kamis
pekan depan.
Jumlah warga yang mudik melalui jalur darat pada tahun lalu mencapai 5,5 juta jiwa. Angkutan sungai dan penyeberangan 3,4 juta jiwa, kemudian laut 1,7 juta dan udara 3,3 juta jiwa. Pada tahun ini diperkirakan ada peningkatan sekitar 10-15 persen.
PT Jasa Marga memprediksi, saat puncak mudik terjadi, jumlah kendaraan yang melintas di gerbang Tol Jakarta-Cikampek akan naik sekitar 178 persen dibanding hari biasa. "Pada hari biasa, rata-rata kendaraan yang melintas sekitar 16.221 kendaraan per hari, pada H-3 Lebaran diperkirakan mencapai 45.092 kendaraan," ujar Kepala Biro Operasional PT Jasa Marga, Hasanuddin.
Di gerbang tol utama atau gerbang Tol Cikampek pada H-7 sampai dengan H+1, akan mengalami peningkatan jumlah kendaraan hingga 11,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pada arus balik, pada H+1 sampai H+7 akan terjadi peningkatan jumlah kendaraan mencapai 7,82 persen dibanding dengan arus mudik.
Untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas yang pulang kampung musim ini, pihak Jasamarga akan menutup pintu masuk Tol Cikampek arah Jakarta selama arus mudik berlangsung. Kendaraan yang masuk akan dialihkan melalui gerbang Tol Kalihurip. "Jika terjadi kemacetan di ujung Tol Cikampek arah Pantura, kami memperkirakan imbasnya mencapai jalan tol," kata Hasanuddin.
Jasa Marga juga menerapkan skenario lalu lintas, yaitu jika kemacetan telah mencapai Kalihurip, pengguna jalan tol yang akan menuju Pantura dialihkan ke luar di gerbang Tol Kalihurip Utara. Setelah gerbang tol tersebut, pengguna jalan disarankan belok kanan di pertigaan pertama yang menuju arah flyover Cikampek.
Selanjutnya jika kepadatan kendaraan sudah mencapai simpang Dusun Dawuan, maka para pengguna jalan tol yang hendak menuju Jawa Tengah disarankan belok ke arah Tol Cipularang dan keluar di gerbang Tol Sadang. Dari ke luar tol Sadang pengguna jalan dipersilakan lurus dan masuk Pantura melalui Subang, Cikamurang, Kadipaten, dan Cirebon.
Opsi lainnya jika jalur Pantura macet total maka Jasa Marga akan menyarankan melalui lintas Selatan. Dia menjelaskan, jalur lintas Selatan ini adalah tol Cipularang dan keluar di Cileunyi, Sumedang, Kadipaten, dan Cirebon. Jalur lainnya juga bisa melewati Nagrek, Malangbong, dan Tasikmalaya. "Untuk mendukung, kami sudah menyiapkan rambu-rambu di tempat-tempat yang strategis untuk memudahkan pengguna jalan tol mencari alternatif yang sesuai dengan tujuan mereka," katanya.
Mengamankan Pengendara Motor
Guna menjamin kelancaran, keamanan dan kenyamanan warga yang pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433, polisi pun menggelar "Operasi Ketupat". Sebanyak 88 ribu personel gabungan dari Brimob, Shabara, pasukan Patwal, Dalmas, dan objek vital, diterjunkan dalam operasi yang dimulai 11-26 Agustus 2012.
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Polisi Timur Pradopo, memerintahkan semua anggotanya untuk memberi perhatian lebih bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor. Sebab para pengendara motor ini lebih rentan celaka. Menurutnya, motor tidak didesain untuk perjalanan jauh.
Namun, mantan Kapolda Metro Jaya itu memahami sepeda motor masih jadi primadona pemudik karena lebih murah. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, masih saja ada pemudik motor yang berboncengan 3-4 orang. Selain membonceng anak mereka yang masih kecil, pemudik motor juga membawa barang-barang.
Dia menyebut sebanyak 76 persen kecelakaan pada 2010-2011 didominasi oleh sepeda motor. "Menghadapi seperti ini tentunya, langkah-langkah preventif perlu kami lakukan," kata Timur usai Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat 'Ketupat 2012' di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat 10 Agustus 2012.
Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri, pemudik 2011 menggunakan 3,3 juta unit sepeda motor. Kini, jumlahnya diperkirakan naik 12 persen dari tahun lalu.
Untuk antisipasi peningkatan arus mudik, polisi juga sudah bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintah dan perusahaan untuk mengangkut sepeda motor menggunakan truk. Sedangkan pemiliknya naik bus. Sebanyak 15 bus disiapkan di dua check point, yakni di kawasan Tangerang dan Bekasi.
Penyediaan ini dimaksudkan agar pengendara motor dengan penumpang lebih dari dua orang bisa menggunakan bus yang sudah disediakan. Artinya, pemudik bermotor tetap bisa melanjutkan perjalanannya tanpa harus membawa beban yang banyak.
Jika dalam satu unit motor berisi tiga orang yakni ayah, ibu dan anak, serta barang-barang bawaan, maka anak dan ibunya bisa menumpang di bus, dan bertemu lagi di kota tujuan. Itu lebih memudahkan dan tidak cepat lelah karena membawa motor tidak dengan beban yang banyak.
"Jika tetap ingin membawa motor untuk mudik, kami sarankan selalu dalam kondisi fit, dan beristirahat jika sudah mulai lelah. Kebanyakan korban kecelakaan itu karena kurang konsentrasi dan kelelahan," ujar Timur. Selain itu, polisi akan menindak pengendara motor yang membawa penumpang melebihi kapasitas.
Titik-titik Rawan Kecelakaan
Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Puji Hartanto, meminta kepada warga yang akan mudik lebaran untuk selalu menjaga kewaspadaan di jalan, terutama mereka yang menghindari jalur utama.
Lokasi rawan kecelakaan antara lain Sumatera Selatan, Lampung, seluruh provinsi yang ada di Jawa-Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Dari data yang sudah dihimpun, jalur alternatif adalah lokasi kecelakaan tertingi selama mudik. Titik rawan kecelakaan berada di sejumlah jalur alternatif setelah keluar Tol Cipularang.
Kondisi jalan yang sepi akan memancing pengguna jalan melaju dalam kecepatan yang tinggi. "Dari data tahun 2011, terdapat banyak kecelakaan di jalur alternatif. Pengemudi yang masuk jalur alternatif agar berhati-hati," kata Puji.
Dia mencontohkan, dari pintu keluar Tol Cipularang ke Cikamurang arah Kalijati merupakan salah satu jalur alternatif untuk mudik, di jalur itu salah satu daerah rawan kecelakaan. Penyebab lain kecelakaan karena pengemudi tidak hafal karakteristik jalur yang sedang dilalui.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, lanjut Puji, pihaknya sudah menyiapkan pos pengamanan dan rambu-rambu untuk penerangan dan petunjuk. "Pada jalur macet biasanya angka kecelakaanya menurun. Untuk titik-titik rawan lainnya mungkin di Pantura," jelasnya.
Angka kecelakaan tahun lalu meningkat dibandingkan musim mudik lebaran 2010. Berdasarkan catatan polisi ada 4.006 kasus. Angka ini naik sekitar 996 kejadian atau meningkat 33,08 persen dibandingkan lebaran tahun sebelumnya yaitu 3.010 kasus. Angka itu dicatat pada kurun 23 Agustus hingga Minggu 4 September 2011.
Korban meninggal akibat kecelakaan, turun dari 746 pada 2010, menjadi 661 orang pada 2011. Sementara korban luka berat naik 155 orang, atau 15,91 persen. Selain peningkatan jumlah kecelakaan, kerugian material juga ikut naik. Jumlahnya mencapai Rp7,5 miliar atau naik 220 persen. Pada H-4 Lebaran saja, kerugian kecelakaan mencapai Rp2 miliar.
Kecelakaan terbanyak adalah tabrakan depan-depan atau "adu banteng". Korban kecelakaan jenis ini mencapai 81 orang. Lokasinya paling banyak di jalur mudik yang tak memiliki median jalan. Kecelakaan tunggal, mengantuk, dan mengendarai sepeda motor lebih dari dua orang, juga ikut memperpanjang daftar korban.
Peristiwa lain adalah tabrakan depan-belakang tercatat 37 kali. Lalu kendaraan menabrak pengguna jalan juga cukup tinggi. Sudah 40 kali kejadian ini menimpa warga di sepanjang jalur mudik.
Bagi pengendara sepeda motor, penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena berboncengan lebih dari satu orang. Jumlahnya mencapai 104 orang. Pada urutan kedua karena mengantuk. Ada 32 kasus, dan 88 pengendara motor celaka akibat kondisi fisik yang lelah.
Bahkan jumlah kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jaya tercatat 134 kasus kecelakaan, dan korban jiwa mencapai 21 orang. Dalam upaya penertiban, polisi melakukan tilang bagi 16.534 pemudik selama arus mudik Lebaran.
Di lain pihak, ritual pulang kampung yang di lakukan oleh ribuan kaum urban, ternyata membawa efek domino. Adanya perputaran uang yang di bawa dari kota untuk berhari raya yang naik secara signifikan. Ini bisa dilihat dari pola hidup sebagian warga yang konsumtif, dan cenderung jorjoran dalam mengisi liburan di kampung. Dan ini tentunya berkah tersendiri bagi para pedagang di kampung maupun di tempat - tempat pariwisata yang biasanya di jadikan tujuan dalam mengisi liburan hari raya.
Jumlah warga yang mudik melalui jalur darat pada tahun lalu mencapai 5,5 juta jiwa. Angkutan sungai dan penyeberangan 3,4 juta jiwa, kemudian laut 1,7 juta dan udara 3,3 juta jiwa. Pada tahun ini diperkirakan ada peningkatan sekitar 10-15 persen.
PT Jasa Marga memprediksi, saat puncak mudik terjadi, jumlah kendaraan yang melintas di gerbang Tol Jakarta-Cikampek akan naik sekitar 178 persen dibanding hari biasa. "Pada hari biasa, rata-rata kendaraan yang melintas sekitar 16.221 kendaraan per hari, pada H-3 Lebaran diperkirakan mencapai 45.092 kendaraan," ujar Kepala Biro Operasional PT Jasa Marga, Hasanuddin.
Di gerbang tol utama atau gerbang Tol Cikampek pada H-7 sampai dengan H+1, akan mengalami peningkatan jumlah kendaraan hingga 11,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pada arus balik, pada H+1 sampai H+7 akan terjadi peningkatan jumlah kendaraan mencapai 7,82 persen dibanding dengan arus mudik.
Untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas yang pulang kampung musim ini, pihak Jasamarga akan menutup pintu masuk Tol Cikampek arah Jakarta selama arus mudik berlangsung. Kendaraan yang masuk akan dialihkan melalui gerbang Tol Kalihurip. "Jika terjadi kemacetan di ujung Tol Cikampek arah Pantura, kami memperkirakan imbasnya mencapai jalan tol," kata Hasanuddin.
Jasa Marga juga menerapkan skenario lalu lintas, yaitu jika kemacetan telah mencapai Kalihurip, pengguna jalan tol yang akan menuju Pantura dialihkan ke luar di gerbang Tol Kalihurip Utara. Setelah gerbang tol tersebut, pengguna jalan disarankan belok kanan di pertigaan pertama yang menuju arah flyover Cikampek.
Selanjutnya jika kepadatan kendaraan sudah mencapai simpang Dusun Dawuan, maka para pengguna jalan tol yang hendak menuju Jawa Tengah disarankan belok ke arah Tol Cipularang dan keluar di gerbang Tol Sadang. Dari ke luar tol Sadang pengguna jalan dipersilakan lurus dan masuk Pantura melalui Subang, Cikamurang, Kadipaten, dan Cirebon.
Opsi lainnya jika jalur Pantura macet total maka Jasa Marga akan menyarankan melalui lintas Selatan. Dia menjelaskan, jalur lintas Selatan ini adalah tol Cipularang dan keluar di Cileunyi, Sumedang, Kadipaten, dan Cirebon. Jalur lainnya juga bisa melewati Nagrek, Malangbong, dan Tasikmalaya. "Untuk mendukung, kami sudah menyiapkan rambu-rambu di tempat-tempat yang strategis untuk memudahkan pengguna jalan tol mencari alternatif yang sesuai dengan tujuan mereka," katanya.
Mengamankan Pengendara Motor
Guna menjamin kelancaran, keamanan dan kenyamanan warga yang pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433, polisi pun menggelar "Operasi Ketupat". Sebanyak 88 ribu personel gabungan dari Brimob, Shabara, pasukan Patwal, Dalmas, dan objek vital, diterjunkan dalam operasi yang dimulai 11-26 Agustus 2012.
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Polisi Timur Pradopo, memerintahkan semua anggotanya untuk memberi perhatian lebih bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor. Sebab para pengendara motor ini lebih rentan celaka. Menurutnya, motor tidak didesain untuk perjalanan jauh.
Namun, mantan Kapolda Metro Jaya itu memahami sepeda motor masih jadi primadona pemudik karena lebih murah. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, masih saja ada pemudik motor yang berboncengan 3-4 orang. Selain membonceng anak mereka yang masih kecil, pemudik motor juga membawa barang-barang.
Dia menyebut sebanyak 76 persen kecelakaan pada 2010-2011 didominasi oleh sepeda motor. "Menghadapi seperti ini tentunya, langkah-langkah preventif perlu kami lakukan," kata Timur usai Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat 'Ketupat 2012' di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat 10 Agustus 2012.
Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri, pemudik 2011 menggunakan 3,3 juta unit sepeda motor. Kini, jumlahnya diperkirakan naik 12 persen dari tahun lalu.
Untuk antisipasi peningkatan arus mudik, polisi juga sudah bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintah dan perusahaan untuk mengangkut sepeda motor menggunakan truk. Sedangkan pemiliknya naik bus. Sebanyak 15 bus disiapkan di dua check point, yakni di kawasan Tangerang dan Bekasi.
Penyediaan ini dimaksudkan agar pengendara motor dengan penumpang lebih dari dua orang bisa menggunakan bus yang sudah disediakan. Artinya, pemudik bermotor tetap bisa melanjutkan perjalanannya tanpa harus membawa beban yang banyak.
Jika dalam satu unit motor berisi tiga orang yakni ayah, ibu dan anak, serta barang-barang bawaan, maka anak dan ibunya bisa menumpang di bus, dan bertemu lagi di kota tujuan. Itu lebih memudahkan dan tidak cepat lelah karena membawa motor tidak dengan beban yang banyak.
"Jika tetap ingin membawa motor untuk mudik, kami sarankan selalu dalam kondisi fit, dan beristirahat jika sudah mulai lelah. Kebanyakan korban kecelakaan itu karena kurang konsentrasi dan kelelahan," ujar Timur. Selain itu, polisi akan menindak pengendara motor yang membawa penumpang melebihi kapasitas.
Titik-titik Rawan Kecelakaan
Kepala Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Puji Hartanto, meminta kepada warga yang akan mudik lebaran untuk selalu menjaga kewaspadaan di jalan, terutama mereka yang menghindari jalur utama.
Lokasi rawan kecelakaan antara lain Sumatera Selatan, Lampung, seluruh provinsi yang ada di Jawa-Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Dari data yang sudah dihimpun, jalur alternatif adalah lokasi kecelakaan tertingi selama mudik. Titik rawan kecelakaan berada di sejumlah jalur alternatif setelah keluar Tol Cipularang.
Kondisi jalan yang sepi akan memancing pengguna jalan melaju dalam kecepatan yang tinggi. "Dari data tahun 2011, terdapat banyak kecelakaan di jalur alternatif. Pengemudi yang masuk jalur alternatif agar berhati-hati," kata Puji.
Dia mencontohkan, dari pintu keluar Tol Cipularang ke Cikamurang arah Kalijati merupakan salah satu jalur alternatif untuk mudik, di jalur itu salah satu daerah rawan kecelakaan. Penyebab lain kecelakaan karena pengemudi tidak hafal karakteristik jalur yang sedang dilalui.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, lanjut Puji, pihaknya sudah menyiapkan pos pengamanan dan rambu-rambu untuk penerangan dan petunjuk. "Pada jalur macet biasanya angka kecelakaanya menurun. Untuk titik-titik rawan lainnya mungkin di Pantura," jelasnya.
Angka kecelakaan tahun lalu meningkat dibandingkan musim mudik lebaran 2010. Berdasarkan catatan polisi ada 4.006 kasus. Angka ini naik sekitar 996 kejadian atau meningkat 33,08 persen dibandingkan lebaran tahun sebelumnya yaitu 3.010 kasus. Angka itu dicatat pada kurun 23 Agustus hingga Minggu 4 September 2011.
Korban meninggal akibat kecelakaan, turun dari 746 pada 2010, menjadi 661 orang pada 2011. Sementara korban luka berat naik 155 orang, atau 15,91 persen. Selain peningkatan jumlah kecelakaan, kerugian material juga ikut naik. Jumlahnya mencapai Rp7,5 miliar atau naik 220 persen. Pada H-4 Lebaran saja, kerugian kecelakaan mencapai Rp2 miliar.
Kecelakaan terbanyak adalah tabrakan depan-depan atau "adu banteng". Korban kecelakaan jenis ini mencapai 81 orang. Lokasinya paling banyak di jalur mudik yang tak memiliki median jalan. Kecelakaan tunggal, mengantuk, dan mengendarai sepeda motor lebih dari dua orang, juga ikut memperpanjang daftar korban.
Peristiwa lain adalah tabrakan depan-belakang tercatat 37 kali. Lalu kendaraan menabrak pengguna jalan juga cukup tinggi. Sudah 40 kali kejadian ini menimpa warga di sepanjang jalur mudik.
Bagi pengendara sepeda motor, penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena berboncengan lebih dari satu orang. Jumlahnya mencapai 104 orang. Pada urutan kedua karena mengantuk. Ada 32 kasus, dan 88 pengendara motor celaka akibat kondisi fisik yang lelah.
Bahkan jumlah kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jaya tercatat 134 kasus kecelakaan, dan korban jiwa mencapai 21 orang. Dalam upaya penertiban, polisi melakukan tilang bagi 16.534 pemudik selama arus mudik Lebaran.
Di lain pihak, ritual pulang kampung yang di lakukan oleh ribuan kaum urban, ternyata membawa efek domino. Adanya perputaran uang yang di bawa dari kota untuk berhari raya yang naik secara signifikan. Ini bisa dilihat dari pola hidup sebagian warga yang konsumtif, dan cenderung jorjoran dalam mengisi liburan di kampung. Dan ini tentunya berkah tersendiri bagi para pedagang di kampung maupun di tempat - tempat pariwisata yang biasanya di jadikan tujuan dalam mengisi liburan hari raya.